Monday, August 1, 2011

Bab 15 Supir Gila

Setelah pekerjaan pemasangan antena link di Manado selesai, saya dapat tugas ke Gorontalo. Saya menolak naik pesawat, ingin jalan darat. Saya ingin menikmati keindahan alam Manado. Ke travel mobil, pesan tiket. Rencana berangkat pukul 5 sore. Aneh juga harga tiket travel mobil di Manado, beda-beda, tergantung tempat duduk. Paling mahal duduk depan 90ribu rupiah, lalu tengah 70ribu rupiah dan termurah belakang 60ribu rupiah.

Mobil mulai meluncur, menyusuri pinggir laut, indah sekali laut di sore hari. Setelah 4 jam perjalanan, berhenti untuk istirahat dan makan malam sekitar pukul 9 malam. Direstauran itu ternyata tempat pemberhentian mobil-mobil travel lain. Selesai makan malam, mobil kembali jalan dengan berkonvoi, sekitar 6 mobil. Dimulailah ketegangan.

Dasar supir gila dan ini cuma ada di Manado. Saat konvoi 6 mobil, hanya mobil paling depan yang menyalakan lampu. Mobil deret ke dua sampai ke enam, matikan lampu. GILA GILA GILA !!! Saya sama saja berjalan dipinggir maut, pintu neraka terbuka lebar. Saya ada di mobil deret ke tiga. Kecepatan 100 km/jam, jarak antar mobil sejenggal jari tangan. Nempel banget karena cahaya hanya dari mobil paling depan.

Saya mual-mual, sering berkata "Bang awas" sambil pegangan dashboard, tutup mata, demikian juga penumpang yang lain. Anda bayangkan, 12 jam perjalanan seperti itu. Lebih gila, kadang mobil paling depan, tiba-tiba matikan lampu. Mobil dibelakang panik, langsung nyalakan lampu. Ampun deh. Saya super kapok naik travel lagi Manado - Gorontalo dan sebaliknya.