Sunday, May 1, 2011

Bab 12 Kampus Evakuasi #1/2

Suatu malam tahun 1999 menjelang sidang umum MPR, polisi masuk kampus. Berjaga-jaga. Beberapa mahasiswa kebingungan apa yang dilakukan polisi didalam kampus. Bukankah polisi dan TNI tidak boleh masuk kampus ! Besok pagi mahasiswa protes ke pihak rektorat dan yayasan. Diadakanlah pertemuan antara antivis kampus dan pihak rektor dan yayasan. Hadir disana Pak Frans Seda.

Pak Frans Seda menjelaskan "Bahwa kampus diinfokan akan diserang oleh pihak lain, oleh karena itu kami mengundang polisi untuk menjaga keamanan dan ancaman". Kata Pak Frans "Kampus ini dibangun dengan susah payah, kita harus menjaganya". Beberapa mahasiswa mengeluarkan pendapat dan argumen sehingga terjadi dialog. Dalam dialog tersebut, Pak Frans menyatakan bahwa kita akan membangun monumen atau tugu untuk mengenang peristiwa semanggi yang menelan korban jiwa mahasiswa dan rakyat.

Lalu seorang mahasiswa menanggapi,"Kita hanya mahasiswa. Bukan siapa-siapa, RAKYAT pejuang sesungguhnya". Lanjut mahasiswa tersebut, "Kita hanya ingin dikenang sebagai kampus evakuasi, kampus kemanusiaan, bukan kampus reformasi". Mendengar itu, kita semua tertegun. Itulah mengapa sampai detik ini tidak ada monumen atau tugu peristiwa semanggi, yang ada adalah kisah keteguhan hati, kisah keberanian dan kisah kemanusiaan. Itulah tempat kuliah saya. ATMAJAYA.

No comments:

Post a Comment